Sabtu, 15 Desember 2012

ALISA KONDISI AIR DI SUNGAI LESTI KOTA BATU MALANG


ALISA KONDISI AIR DI SUNGAI LESTI KOTA BATU MALANG
 ( Analisa COD, BOD serta Analisa Fisik )






Oleh :
KELOMPOK      : DUA
KELAS               : BIOLOGI IA





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
                                                              2011       






BAB 1
PENDAHULUAN



1.1  LATAR BELAKANG

Bumi adalah satu-satunya planet yang memiliki kehidupan di galaksi Andromeda ini.Disebut sebagai planet biru karena 70% permukaaan bumi tertutup oleh air,namun sesungguhnya hanya sekitar 2,5% saja yang berupa air tawar,yang lainya merupakan air asin. Dari 2,5% itupun tidak semua dapat dikonsumsi oleh mahluk hidup,sisanya adalah air es yang berada dikutub. Maka tidak pada tempatnya jika kita mengeksplorasi air bersihsecara berlebih, seolah-olah air bersih adalah barang yang berlimpah di bumi ini.
Kemajuan teknologi tak selalu membawa dampak baik bagi kehidupan. Karena semakin pesatnya kemajuan teknologi juga berdampak pada pesatnya pencemaran terutama pencemaran air. Baik oleh pabrik industri maupun perorangan. Menurut UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982, Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai , lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Karena alam akan mudah menetralisir kembali polusi yang diakibatkan oleh gejala-gejala alam seperti diatas.
Warga dikota malang menghasilkan sampah yang cukup tinggi tiap hari yakni sebesar 400 ton perhari. Sebagian besar sampah itu berasal dari sampah rumah tangga. Sedangkan sisanya berasal dari sampah pasar hingga sampah industri yang dikumpulkan dari 75 TPS di kota malang.Sedangkan di kota batu sendiri sebanyak 70% sampah organik maupun non organik yang belum bisa ditampung dan dikelola secara baik di LPA.Dari 350 meter kubik volume sampah Kota Batu per hari, Pemkot Batu hanya bisa menampung dan mengelola sekitar 27 persennya saja di LPA Ngaglik yang sebentar lagi akan ditutup.Ini dikarenakan Pemkot Batu belum mempunyai TPA yang baik dan tekhnologi pengolahan yang modern.
Hal itu menyebabkan banyak warga dan pabrik industri yang membuang sampah sembarangan terutama disungai. menurut PP No. 8 tahun 2001, syarat kadar oksigen terlarut untuk air baku minimal 6 mg/liter. Padahal sampah organik maupun non organik akan mengalami pembusukan disungai. Penguraian sampah dalam sungai akan memerlukan banyak oksigen sehingga akan mengurangi oksigen bebas yang ada di dalam air sungai,Jika O2 berkurang, penguraian sampah tidak sempurna akan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Padahal oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup yang ada dalam air. Untuk proses pernafasan dan proses metabolisme. Dalam perairan oksigen berfungsi dalam proses oksidasi dan reduksi bahan kimia yang lebih sederhana sehingga dapat digunakan sebagai nutrien duntuk mahluk hidup dalam perairan.
Syarat air bersih harus memenuhi standart 3B yaiu tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air di kota batu yang berwarna keruh dan berbau sering kali bercampur dengan benda– benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam di sekitar kita. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi dan digunakan oleh  masyarakat sekitar.
Padahal warga kota batu memanfaatkan air sungai untukkehidupan sehari-hari seperti untuk mandi,memasak,mencuci dan berbagai kegiatan lainya termasuk untuk memberi minum ternak. Hal ini sungguh sangat miris mengingat Malang pernah mendapat piala adipura beberapa kali dan batu adalah kota wisata yang berpotensi dikabupaten Malang. Yang notabenya sering dikunjungi oleh banyak turis dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu perlu dilakukan penelitian ini agar masyarakat mengerti bahayanya polusi air dan harapannya akan meningkatkan kesadaran masyarakt untuk membudayakan hidup bersih.


1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah air sungai kota batu layak untuk dikonsumsi ?
2.      Apakah kandungan COD di kota Batu telah memenuhi standart Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah ?
3.      Apa dampak kekurangan O pada air apabila dikonsumsi ?

1.3  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apakah air sungai di kota Batu dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
2.      Untuk meneliti kandungan COD di kota Batu dan membnadingkan engan standart COD telah memenuhi standart Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3.      Untuk mengetahiu dampak kekurangan O dalam air.

1.4  MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberika informasi yang akurat kepada masyarakat. Tentang kandungan Oksigen dalam air sungai Lesti. Selain itu program penelitian ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai sehingga tidak membuang sampah ke dalam aliran sungai lagi. Progam ini diharapkan juga dapat menyadarkan pemerintah kota batu untuk segera memperbaiki sistem TPA dan menghimbau warganya unutk tidak membuang sampah sembarangan.


1.5  KEGUNAAN
1.      Bagi Penyusun
Menambah penjelasan ilmiah serta motivasi untuk berfikir kritis dalam memberikan penjelasan secara ilmiah dan respon terhadap lingkungan hidup. Menambah kesadaran diri penulis untuk lebih menjaga lingkungan hidup dan tidak membuang sampah sembarangan terutama di aliran sungai.
2.      Bagi Masyarakat
Memberikan penjelasan secara ilmiah dan data yang akurat tentang  kandungan oksigen dalam air sungai akibat dari membuang sampah sembarangan. Dan dampaknya terhadap manusia itu sendiri serta lingkungannya. Sehingga setidaknya dapat menggugah hati mereka sehingga sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan terutama di aliran sungai.
3.      Bagi Pabrik Industri
Menyadarkan mereka akan berbahayanya limbah pabrik yang mereka buang di aliran sungai terhadap kelangsungan hidup manusia dan lingkungan. Sehingga mereka akan mematuhi AMDAL dan setidaknya melakukan pengolahan terhadap limbah pabrik tersebut seblum membuangnya ke aliran sungai agar dapat mengurangi pencemaran air sungai.
4.      Untuk Pemerintah
Memberikan gambaran yang jelas kepada pemerintah tentang bahaya bahan0bahan kimia yang terakumulasi di air sungai bagi kesehatan masyarakatnya dan lingkungan sekitar. Sehingga pemerintah dapat mengambil tindaka yang tegas terhadap masalah ini.

1.6  Batasan masalah atau ruang lingkup
Penelitian tidak akan membahas tentang dampak nyata akibat kekurangan oksigen dalam air sungai tersebut pada masyarakat di Sungai Lesti Rt.03 Rw.04 kampung Anyar Desa Ngaglik kota Batu tapi lebih pada dampak yang akan ditimbulkan secara teoristis. Penelitian ini akan mengambil sampel air yang berada di hulu dan hilir sungai.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Pengertian Polusi Air
Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi  adalah peristiwa masuknya zat, unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.( Djambur, 1993 )

2.2  Krieteria Air yang Bersih dan Sehat
Air bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak untuk digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar air yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.

1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan

2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2

3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat

Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai berikut:

Parameter Air Bersih secara Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur

Parameter Air Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.

Parameter Air Bersih secara Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus

Parameter Air Bersih secara Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)

Dengan standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan kita, karena itu jadilah manusia yang selektif demi kesehatan dan juga keberlangsungan kita. Semoga bermanfaat.

2.3 Macam- Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Musibah banjir terbagi menjadi dua macam yaitu banjir banding ( besar) dan banjir genangan.
·       Banjir banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan volume air yang besar
·       Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan daya seraonya terbatas. ( Salman, 1993 )

2.4  Sumber dan Efek dari Unsur-Unsur Renik Di Air
Salah satu jenis bahan pencemar adalah unsur-unsur renik (treace element). Istilah unsur-unsur renik merujuk kepada unsur-unsur yang terdapat pada konsentrasi yang sangat rendah dalam suatu sistem. Unsur renik adalah suatu unsur yang terjadi hanya pada konsentrasi beberapa bagian per-sejuta (part per milion= ppm) atau kurang.

Unsur
Sumber
Efek/pengaruh
Batas USPHS (mg/L)
Kadmium
Buangan Industri, limbah pertambangan, pengelasan logam, pipa-pipa air.
Menukar seng secara biokimia, tekanan darah tinggi, merusak ginjal-jaringan testibuler dan sel-sel darah merah, taksisitas terhadap biota akratik
0,01
Arsen
Hasil samping pertambangan, bilangan kimia
Toksin, kasimogenik
Berilium
Batu bara, tenaga nuklir, dan industri ruang angkasa.
Taksisitas akut dan kronis, kasimogenik
Tidak diberikan
Boron
Batu bara, detergen, limbah industri
Toksin terhadap tanaman
1,0
Khrom
Pengelasan logam, zat aditif pada neraca air sebagai Cr(IV)
Unsur renik pokok, kasimogenik sebagai Cr(IV)
0,05
Tembaga
Pengelasan logam, limbah industri dan domestik, penambangan, pencucian mineral.
Unsur renik pokok, tidak terlalu toksin terhadap hewan, toksin terhadap tanaman dan ganggang dalam konsentrasi sedang.
1,0
Flour(ion florida)
Sumber-sumber geologi alami, limbah industri, zat aditif pada air.
Mencegah kerusakan gigi pada kira-kira 1 mg/L dan pembentukan karat gigi/kerusakan gigi pada sekitar 5 mg/L dalam air.
0,8 – 17 (tergantung suhu)
Yodium(ion iodium)
Limbah industri, air laut, industri air laut.
Mencegah gondok, nutrim pokok haemoglobin, tidak selalu toksin
Tidak diberikan
Besi
Karat logam, limbah industri, saluran tambang
Merusak perabot kamar mandi pakaian.
-
Mangan
Pertambangan, limbah industri, saluran tambang atom, kerja mikroba terhadap mineral mangan pada pH rendah.
Relatif tidak toksin terhadp hewan, toksin terhadap tanaman pada konsentrasi tinggi, perkaratan perabotan kamar mandi dan pakaian.
0,05
Merkuri
Limbah industri, industri pestisida, batu bara
Toksisitas akut dan kronik
Tidak diberikan
Molibder
Limbah industri, sumber alam
Kemungkinan racun pada hewan, penting untuk tanaman
Tidak diberikan
Selenium
Sumber geologi alami, belerang, batu bara
Penting pada konsentrasi rendah, toksin pada konsentrasi tinggi, kemungkinan kasimogenik.
0,01
Perak
Sumber geologi alami, penambangan, las listrik, buangan prosesing film, disinfekai air.
Menyebabkan kulit berwarna biru abu-abu, merusak membran mocous dan mata.
0,05
Seng
Limbah industri, las logam, patri
Unsur penting dalam banyak metalenzim, obat luka, toksin untuk tanaman pada konsentrasi yang lebih tinggi, komponen utama dari buangan”Sludge” pada tanah.
5,0
Beberapa unsur renik dikenal sebagai hara untuk tanaman dan nutrisi untuk hewan. Dalam tabel tersebut banyak unsur yang merupakan unsur pokok pada konsentrasi rendah dan toksin pada konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini merupakan fenomena dari beberapa zat dalam lingkungan air.
Sejumlah unsur logam berat merupakan logam yang paling berbahaya sebagai zat pencemar. Seperti timbal (Pb), Kadmium (Cd), Merkuri (Hg), kebanyakan dari logam-logam itu mempunyai afinitas sangat besar terhadap belerang. Logam-logam ini menyerang ikatan-ikatan belerang dalam ezim­enzim sehingga enzim yang bersangkutan menjadi tidak berfungsi. Gugus­gugus protein, asam karboksilat dan amino juga diserang oleh logam-logam berat. Ion-ion Cd, Cu, dan Hg(II) terikat pada sel-sel membran  yang menyebabkan terhambatnya proses-proses transport melalui dinding sel. Logam-logam berat juga dapat mengendapkan fosfat-organik atau mengkatalisis penguraiannya.

2.5  Chemical Oxygen Demand ( COD )

                COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) (G. Alerts dan SS Santika, 1987).
            COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh
kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut :
HaHbOc + Cr2O72- + H+ → CO­2 + H2O + Cr3+
Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran COD daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium permanganat dalam suasana asam, diperkirakan 95% - 100% bahan organic dapat dioksidasi.
 Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/ (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).


Prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan.


2.6  Biochemical Oxygen Demand
BOD adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme biologis aerobik dalam tubuh air untuk memecah bahan organik hadir dalam sampel air yang diberikan pada suhu tertentu selama periode waktu tertentu. Istilah ini juga mengacu pada prosedur kimia untuk menentukan jumlah ini. Ini bukan tes kuantitatif yang tepat, meskipun banyak digunakan sebagai indikasi kualitas organik air.  Nilai Direksi paling sering dinyatakan dalam miligram oksigen yang dikonsumsi per liter sampel selama 5 hari inkubasi pada 20 ° C dan sering digunakan sebagai pengganti yang kuat dari tingkat organik pencemaran air .

2.7Hipotesis
1.    Hipotesis nol (Ho):
1.    Tidak ada kandungan bahan kimia berbahaya pada air sungai di kota Batu.
2.    Tidak ada pengaruh antara bahan kimia berbahaya dengan ekosistem sekitar sungai.
2.    Hipotesis  alternatif (Ha)
1.    Ada kandungan bahan kimia berbahaya pada air di sungai kota batu.
2.    Ada pengaruh antara bahan kimia berbahaya disungai kota batu dengan ekosisitem di sekitar 

BAB III
METODE PENELITIAN



3.1  Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan dengan persoalan yang diteliti (Sudjana, 1995). Dalam penelitian ini eksperimen yang dilakukan adalah mengambil sampel air untuk diteliti kandungan CODnya. Selanjutnya dilakukan identifikasi pengaruh bahan kekurangan Oksigen terhadap ekosistem di sekitar sungai.

3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri (karasteristik) tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah air yang ada di sungai batu.
Sampel penelitian menurut Arikunto (2002) adalah sebagian atau populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini adalah air sungai di kota batu  yang telah digunakan untuk eksperimen.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dimana teknik pengambilan yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sample. Lebih spesifiknya penelitian ini menggunakan simple randome sampling dimana teknik ini adalah beberapa turunan dari teknik probabilly sampling. Simple randome sampling ini adalah teknik pengambilan sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan stratayang ada dalam populasi.


3.3  Tempat dan wadah
Penelitian akan dilakukan langsung Sungai Lesti Rt.03 Rw.04 kampung Anyar Desa Ngaglik kota Batu. Adapun penelitian tentang kandungan CODnya  akan dilakukan di laboratirium kimia UMM.


3.4 Metode kerja
a.    Alat
Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
·       Erlenmeyer 150 ml
·       Hot plate
·       Water bath
·       Neraca analitik
·       Pipet volume 5 ml
·       Pendingin refluks
·       Beaker glass 250 ml
·       Statif dan klem
·       Buret

b.    Bahan
Beberapa bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
·                     Air sungai
·                     KCrO 0,25 N
·                     HSO (p)
·                     Laritan Ferro Amonium Sulfat ( FAS ) 0,1 N
·                     hgSO
·                     Aquades
·                     Indikator Ferroin


3.5  Cara kerja

1. Langsung
·                     Uji fisik
Penggunaan panca indera untuk mengidentifikasi adanya pencemaran, misalnya bau, rasa tidak enak, kekeruhan, pertumbuhan tanaman
·                     Uji COD
*        Mengambil 50 ml sampel engan pipet ukur, kemudian memasukkannya dalam erlenmenyer.
*        Menmabahkan 50 ml KmnO , 0,1 N KCrO dan memanaskan selama satu jam dalam pemanas air.
*        Mendinginkan larutan selama 10 menit , kemudian menambahkan larutan Kl 10% dan 10 ml HSO 6 N.
*        Setelah itu mentitrasi larutan tersebut dengan tiosulfat 0,05 N sampai berwarna kuning, menambhakan 1-2 ml indikator larutan kanji, sampai timbul warna biru , kemudian melanjutkan titrasi sampai warna biru tersebut hilang.
*        Melakukan hal yang sama terhadap penelitian BOD
2. Tidak Langsung
·                     Keluhan penduduk dalam mengonsumsi air dan adanya bioindikator dalam air Sampling
Dilakukan minimal di 2 lokasi, yaitu di hulu di mana air diperkirakan belum tercemar dan di muara(hilir) di mana air diperkirakan telah tercemar.Sampling di daerah muara diusahakan lebih banyak daripada di hulu.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1              Hasil pengamatan

Bedasarkan penelitian yang kami lakukan, didapatkan dua hasil penelitian yaitu parameter fisik dan parametr kimia.
1.      Parameter fisik
Penelitian melalui parameter fisik kami mendapatkan beberapa hasil
1.      Bau air sungai Lesti tidak sedap, cenderung mengelurakan bau agak sedikit busuk seperti sampah.
2.      Wana air sungai Lesti juga keruh , cenderung berwarna coklat dan meninggalkan endapan lumpur.
3.      Di sepanjang aliran sungai Lesti bayak sekali sampah yang ikut terseret arus sungai. Sampah itu meliputi sampah organik seperti kulit buah dan sayur dan sampah anorganik meliputisampah plastik, kelng bekas, alat alat rumah tangga yang sudah tidak terpakai. Tapi yang paling bnyaka adalah sampah plastik bungkus sayur dan snack.
4.      Mengenai temperatur air sungai Lesti memenuhi standart yaitu sekitar 36° C. Mengenai rasa tentunya rasanya tidak enak untuk diminum karana bau dan endapan yang terdapat dalam air sungai tersebut.
2.      Parameter kimia
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di laboratorium kimi UMM. Hasil yang kami dapatkan adalah:

COD /BOD =                                   
COD =
BOD =  = 6,4

Keterangan :
b= blanko
s= sampel


4.2              Pembahasan

Dari hasil pengamatan di atas dan berdasarkan landasan teori yang telah dibahas. Kita dapat mengidentifikasi bahwa air yang sehat tidaklah harus memenuhi ketiga parameter nasional air yang layak dikonsumsi. Tapi cukup memenuhi beberapa syarat saja hal ini dikarenakan kondisi geografis setiap tempat berbeda. Sehingga kandungan dalam airnyapun berbeda pula.
Air di sungai Lesti banyak mengandung endapan lumpur, baunya tidak sedap , warnanya pun keruh dan agak kecoklatan. Hal ini sudah tentu tidak memenuhi standart air yang layak dikonsumsi. Selain itu bila ditinjau dari parameter kimia kandungan  BOD dan COD  tidak memenuhi standart oksigen yang baik. Karena semakin tinggi kadar COD dan BODdalam air maka semakin buruk kualitas air tersebut. Kadar COD dan BOD yan baik sekitar 20  dan yang tidak baik sekitar 200 . Sedangkan kadar COD dalam air di sungai Lesti adalah 96 itu artinya sedang dan masih dapat dikonsumsi. Dan kadar BODnya  6,4  jadi secara BOD airini memenuhi kriteria standart air bersih namun menurut hasil perhitungan COD air ini sama sekali tidak sehat.
Dari hasil penelitian Parameter fisik dan kimia maka air di sungai Lesti tidak layak untuk dikonsumsi karena tidak banyak tidak memenuhi syarat sebagai air bersih.



BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa air sungai lEsti tidak layak untuk dikonsumsi oleh penduduk setempat. Air yangtercemar dapat mengganggu kesehatan bagi manusia.
Air yang tercemar oleh polutan aliran mengalami perubahan warna, bau, dan juga mengandung zat-zat yang berbahaya dan tidak layak digunakan.

5.2 Saran
Disarankan untuk seluruh masyarakat Indonesia agar tidak membuang samapah sembarangan terutama di aliran sunngai. Memang benar sampah ketika kita buang di sungai akan hilang dari pandangan mata. Tapi sesungguhkan hal itu menimbulkan masalah dan bencana yang lebih berbahay . yaitu tercemarnya air sungai. Sehingga selaij merugikan manusia juga merugikan dan membunuh organisme yang ada dalam ekosistem perairan.

















DAFTAR PUSTAKA



Wikpedia terjemahan.2012.Chemical Oxigen Demand. ( online )

Anonimus.2011.Apa itu titrasi. ( online ) http://kimiaanalisa.web.id/category/teori-kimia-analisa/


















LAMPIRAN

Nama anggota kelompok
1.      Yuli Andriani                          201110070311014
2.      Siti Mustainah                         201110070311010
3.      Wahyuni A                              201110070311014
4.      Endriansyah                            201110070311016
5.      Nela Asiah                              201110070311017
6.      Tika Putri Agustina                 201110070311026
7.      Aditia Huda                            201110070311028
8.      Yayuk Robidah                       201110070311029
9.      Narita Rosilawati                    201110070311030
10.  Kurnia syaban pattimoa          201110070311035




























1 komentar: