ALISA KONDISI AIR DI SUNGAI LESTI KOTA BATU MALANG
( Analisa
COD, BOD serta Analisa Fisik )
Oleh
:
KELOMPOK : DUA
KELAS : BIOLOGI IA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Bumi
adalah satu-satunya planet yang memiliki kehidupan di galaksi Andromeda
ini.Disebut sebagai planet biru karena 70% permukaaan bumi tertutup oleh
air,namun sesungguhnya hanya sekitar 2,5% saja yang berupa air tawar,yang
lainya merupakan air asin. Dari 2,5% itupun tidak semua dapat dikonsumsi oleh
mahluk hidup,sisanya adalah air es yang berada dikutub. Maka tidak pada
tempatnya jika kita mengeksplorasi air bersihsecara berlebih, seolah-olah air
bersih adalah barang yang berlimpah di bumi ini.
Kemajuan
teknologi tak selalu membawa dampak baik bagi kehidupan. Karena semakin
pesatnya kemajuan teknologi juga berdampak pada pesatnya pencemaran terutama
pencemaran air. Baik oleh pabrik industri maupun perorangan. Menurut UU Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982, Polusi atau pencemaran lingkungan
adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen
lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan Pencemaran
air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai , lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun
fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan
perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai
pencemaran. Karena alam akan mudah menetralisir kembali polusi yang diakibatkan
oleh gejala-gejala alam seperti diatas.
Warga
dikota malang menghasilkan sampah yang cukup tinggi tiap hari yakni sebesar 400
ton perhari. Sebagian besar sampah itu berasal dari sampah rumah tangga.
Sedangkan sisanya berasal dari sampah pasar hingga sampah industri yang
dikumpulkan dari 75 TPS di kota malang.Sedangkan di kota batu sendiri sebanyak
70% sampah organik maupun non organik yang belum bisa ditampung dan dikelola
secara baik di LPA.Dari 350 meter kubik volume sampah Kota Batu per hari,
Pemkot Batu hanya bisa menampung dan mengelola sekitar 27 persennya saja di LPA
Ngaglik yang sebentar lagi akan ditutup.Ini dikarenakan Pemkot Batu belum
mempunyai TPA yang baik dan tekhnologi pengolahan yang modern.
Hal
itu menyebabkan banyak warga dan pabrik industri yang membuang sampah
sembarangan terutama disungai. menurut PP No. 8 tahun 2001, syarat kadar
oksigen terlarut untuk air baku minimal 6 mg/liter. Padahal sampah organik
maupun non organik akan mengalami pembusukan disungai. Penguraian sampah dalam
sungai akan memerlukan banyak oksigen sehingga akan mengurangi oksigen bebas
yang ada di dalam air sungai,Jika O2 berkurang, penguraian sampah tidak
sempurna akan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Padahal
oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup yang ada dalam air. Untuk
proses pernafasan dan proses metabolisme. Dalam perairan oksigen berfungsi
dalam proses oksidasi dan reduksi bahan kimia yang lebih sederhana sehingga
dapat digunakan sebagai nutrien duntuk mahluk hidup dalam perairan.
Syarat
air bersih harus memenuhi standart 3B yaiu tidak berbau, tidak berwarna, dan
tidak beracun. Tetapi banyak kita lihat air di kota batu yang berwarna keruh
dan berbau sering kali bercampur dengan benda– benda sampah seperti plastik,
sampah organic, kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita
jumpai pada aliran sungai, selokan maupun kolam- kolam di sekitar kita. Air
yang demikian disebut air kotor atau air yang terpolusi. Air yang terpolusi
mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan dampak buruk dan merugikan
kita bila di konsumsi dan digunakan oleh masyarakat sekitar.
Padahal
warga kota batu memanfaatkan air sungai untukkehidupan sehari-hari seperti
untuk mandi,memasak,mencuci dan berbagai kegiatan lainya termasuk untuk memberi
minum ternak. Hal ini sungguh sangat miris mengingat Malang pernah mendapat
piala adipura beberapa kali dan batu adalah kota wisata yang berpotensi
dikabupaten Malang. Yang notabenya sering dikunjungi oleh banyak turis dari
dalam maupun luar negeri. Untuk itu perlu dilakukan penelitian ini agar
masyarakat mengerti bahayanya polusi air dan harapannya akan meningkatkan
kesadaran masyarakt untuk membudayakan hidup bersih.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
air sungai kota batu layak untuk dikonsumsi ?
2. Apakah
kandungan COD di kota Batu telah memenuhi standart Nasional yang telah
ditetapkan oleh pemerintah ?
3. Apa
dampak kekurangan O₂
pada air apabila dikonsumsi ?
1.3
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui apakah air sungai di kota Batu dapat dikonsumsi oleh masyarakat.
2. Untuk
meneliti kandungan COD di kota Batu dan membnadingkan engan standart COD telah
memenuhi standart Nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
3. Untuk
mengetahiu dampak kekurangan O₂
dalam air.
1.4
MANFAAT
PENELITIAN
Penelitian
ini diharapkan dapat memberika informasi yang akurat kepada masyarakat. Tentang
kandungan Oksigen dalam air sungai Lesti. Selain itu program penelitian ini
diharapkan dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
sungai sehingga tidak membuang sampah ke dalam aliran sungai lagi. Progam ini
diharapkan juga dapat menyadarkan pemerintah kota batu untuk segera memperbaiki
sistem TPA dan menghimbau warganya unutk tidak membuang sampah sembarangan.
1.5
KEGUNAAN
1. Bagi
Penyusun
Menambah penjelasan ilmiah serta
motivasi untuk berfikir kritis dalam memberikan penjelasan secara ilmiah dan
respon terhadap lingkungan hidup. Menambah kesadaran diri penulis untuk lebih
menjaga lingkungan hidup dan tidak membuang sampah sembarangan terutama di
aliran sungai.
2. Bagi
Masyarakat
Memberikan penjelasan secara ilmiah
dan data yang akurat tentang kandungan
oksigen dalam air sungai akibat dari membuang sampah sembarangan. Dan dampaknya
terhadap manusia itu sendiri serta lingkungannya. Sehingga setidaknya dapat
menggugah hati mereka sehingga sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan
terutama di aliran sungai.
3. Bagi
Pabrik Industri
Menyadarkan mereka akan
berbahayanya limbah pabrik yang mereka buang di aliran sungai terhadap
kelangsungan hidup manusia dan lingkungan. Sehingga mereka akan mematuhi AMDAL
dan setidaknya melakukan pengolahan terhadap limbah pabrik tersebut seblum
membuangnya ke aliran sungai agar dapat mengurangi pencemaran air sungai.
4. Untuk
Pemerintah
Memberikan gambaran yang jelas
kepada pemerintah tentang bahaya bahan0bahan kimia yang terakumulasi di air
sungai bagi kesehatan masyarakatnya dan lingkungan sekitar. Sehingga pemerintah
dapat mengambil tindaka yang tegas terhadap masalah ini.
1.6
Batasan
masalah atau ruang lingkup
Penelitian
tidak akan membahas tentang dampak nyata akibat kekurangan oksigen dalam air
sungai tersebut pada masyarakat di Sungai Lesti Rt.03 Rw.04 kampung Anyar Desa
Ngaglik kota Batu tapi lebih pada dampak yang akan ditimbulkan secara
teoristis. Penelitian ini akan mengambil sampel air yang berada di hulu dan
hilir sungai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Polusi Air
Salah satu
dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan
benar adalah terjadinya polusi. Polusi adalah peristiwa masuknya zat,
unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas
manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut
polutan.
Suatu benda
dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat
dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu,
bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya
polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat
mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap
lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.
Polusi air
adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam
air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud
an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari
penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini
berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan
Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak,
logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah
Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak,
Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.( Djambur, 1993 )
2.2 Krieteria Air yang Bersih dan Sehat
Air bersih
disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak untuk
digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar air
yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan
selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai
kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak
keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi
yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat
kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat mikrobiologi, antara
lain:
Tidak mengandung kuman-kuman
penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab
penyakit.
Seperti kita
ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar
tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi
dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya
operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin
berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan
air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977,
penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang
cukup.
d. Harganya relatif murah atau
terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Parameter yang
ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter
air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu
sebagai berikut:
Parameter Air Bersih secara
Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
Parameter Air Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain:
karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain:
kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan
beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen
sulfida, metan, oksigen.
Parameter Air Bersih secara
Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
Parameter Air Bersih secara
Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air
bersih untuk menghantarkan arus listrik)
Dengan standar tersebut
maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan kita, karena itu
jadilah manusia yang selektif demi kesehatan dan juga keberlangsungan kita.
Semoga bermanfaat.
2.3 Macam-
Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi
air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah
rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu;
bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak
membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari
industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan-
bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat
mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian
besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun
anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama
di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah
unsure alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap.
Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air
terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan
lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Musibah banjir terbagi menjadi
dua macam yaitu banjir banding ( besar) dan banjir genangan.
· Banjir
banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan
volume air yang besar
· Banjir
genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan
daya seraonya terbatas. ( Salman, 1993 )
2.4 Sumber dan Efek dari Unsur-Unsur Renik
Di Air
Salah satu jenis bahan pencemar
adalah unsur-unsur renik (treace element). Istilah unsur-unsur renik
merujuk kepada unsur-unsur yang terdapat pada konsentrasi yang sangat rendah
dalam suatu sistem. Unsur renik adalah suatu unsur yang terjadi hanya pada
konsentrasi beberapa bagian per-sejuta (part per milion= ppm) atau
kurang.
Unsur
|
Sumber
|
Efek/pengaruh
|
Batas
USPHS (mg/L)
|
Kadmium
|
Buangan
Industri, limbah pertambangan, pengelasan logam, pipa-pipa air.
|
Menukar
seng secara biokimia, tekanan darah tinggi, merusak ginjal-jaringan
testibuler dan sel-sel darah merah, taksisitas terhadap biota akratik
|
0,01
|
Arsen
|
Hasil
samping pertambangan, bilangan kimia
|
Toksin,
kasimogenik
|
|
Berilium
|
Batu bara,
tenaga nuklir, dan industri ruang angkasa.
|
Taksisitas
akut dan kronis, kasimogenik
|
Tidak
diberikan
|
Boron
|
Batu bara,
detergen, limbah industri
|
Toksin
terhadap tanaman
|
1,0
|
Khrom
|
Pengelasan
logam, zat aditif pada neraca air sebagai Cr(IV)
|
Unsur
renik pokok, kasimogenik sebagai Cr(IV)
|
0,05
|
Tembaga
|
Pengelasan
logam, limbah industri dan domestik, penambangan, pencucian mineral.
|
Unsur
renik pokok, tidak terlalu toksin terhadap hewan, toksin terhadap tanaman dan
ganggang dalam konsentrasi sedang.
|
1,0
|
Flour(ion
florida)
|
Sumber-sumber
geologi alami, limbah industri, zat aditif pada air.
|
Mencegah
kerusakan gigi pada kira-kira 1 mg/L dan pembentukan karat gigi/kerusakan
gigi pada sekitar 5 mg/L dalam air.
|
0,8 – 17
(tergantung suhu)
|
Yodium(ion
iodium)
|
Limbah
industri, air laut, industri air laut.
|
Mencegah
gondok, nutrim pokok haemoglobin, tidak selalu toksin
|
Tidak
diberikan
|
Besi
|
Karat
logam, limbah industri, saluran tambang
|
Merusak
perabot kamar mandi pakaian.
|
-
|
Mangan
|
Pertambangan,
limbah industri, saluran tambang atom, kerja mikroba terhadap mineral mangan
pada pH rendah.
|
Relatif
tidak toksin terhadp hewan, toksin terhadap tanaman pada konsentrasi tinggi,
perkaratan perabotan kamar mandi dan pakaian.
|
0,05
|
Merkuri
|
Limbah
industri, industri pestisida, batu bara
|
Toksisitas
akut dan kronik
|
Tidak
diberikan
|
Molibder
|
Limbah
industri, sumber alam
|
Kemungkinan
racun pada hewan, penting untuk tanaman
|
Tidak
diberikan
|
Selenium
|
Sumber
geologi alami, belerang, batu bara
|
Penting
pada konsentrasi rendah, toksin pada konsentrasi tinggi, kemungkinan
kasimogenik.
|
0,01
|
Perak
|
Sumber
geologi alami, penambangan, las listrik, buangan prosesing film, disinfekai
air.
|
Menyebabkan
kulit berwarna biru abu-abu, merusak membran mocous dan mata.
|
0,05
|
Seng
|
Limbah
industri, las logam, patri
|
Unsur
penting dalam banyak metalenzim, obat luka, toksin untuk tanaman pada
konsentrasi yang lebih tinggi, komponen utama dari buangan”Sludge” pada
tanah.
|
5,0
|
Beberapa
unsur renik dikenal sebagai hara untuk tanaman dan nutrisi untuk hewan. Dalam
tabel tersebut banyak unsur yang merupakan unsur pokok pada konsentrasi rendah
dan toksin pada konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini merupakan fenomena dari
beberapa zat dalam lingkungan air.
Sejumlah
unsur logam berat merupakan logam yang paling berbahaya sebagai zat pencemar.
Seperti timbal (Pb), Kadmium (Cd), Merkuri (Hg), kebanyakan dari logam-logam
itu mempunyai afinitas sangat besar terhadap belerang. Logam-logam ini
menyerang ikatan-ikatan belerang dalam ezimenzim sehingga enzim yang
bersangkutan menjadi tidak berfungsi. Gugusgugus protein, asam karboksilat dan
amino juga diserang oleh logam-logam berat. Ion-ion Cd, Cu, dan Hg(II) terikat
pada sel-sel membran yang menyebabkan terhambatnya proses-proses
transport melalui dinding sel. Logam-logam berat juga dapat mengendapkan
fosfat-organik atau mengkatalisis penguraiannya.
2.5 Chemical Oxygen Demand ( COD )
COD adalah jumlah oksigen (mg
O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 liter
sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen
(oxidizing agent) (G. Alerts dan SS Santika, 1987).
COD adalah jumlah oksigen yang
diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui
reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar
didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh
kalium
bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas
CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom. Reaksinya sebagai berikut :
HaHbOc +
Cr2O72- + H+ → CO2 + H2O + Cr3+
Jika pada
perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi biologis,
misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka lebih cocok dilakukan
pengukuran COD daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat organic dapat
dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium permanganat dalam suasana asam,
diperkirakan 95% - 100% bahan organic dapat dioksidasi.
Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD
tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD
pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada
perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat
mencapai 60.000 mg/ (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).
Prinsipnya
pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7)
sebagai oksidator pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan
asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu.
Selanjutnya, kelebihan kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan
demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam
sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan.
2.6 Biochemical
Oxygen Demand
BOD adalah
jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme biologis aerobik dalam
tubuh air untuk memecah bahan organik hadir dalam sampel air yang diberikan pada
suhu tertentu selama periode waktu tertentu. Istilah ini juga mengacu pada
prosedur kimia untuk menentukan jumlah ini. Ini bukan tes kuantitatif yang
tepat, meskipun banyak digunakan sebagai indikasi kualitas organik air. Nilai Direksi paling sering dinyatakan dalam
miligram oksigen yang dikonsumsi per liter sampel selama 5 hari inkubasi pada
20 ° C dan sering digunakan sebagai pengganti yang kuat dari tingkat organik
pencemaran air .
2.7Hipotesis
1. Hipotesis
nol (Ho):
1. Tidak ada kandungan
bahan kimia berbahaya pada air sungai di kota Batu.
2. Tidak ada
pengaruh antara bahan kimia berbahaya dengan ekosistem sekitar sungai.
2. Hipotesis alternatif (Ha)
1. Ada
kandungan bahan kimia berbahaya pada air di sungai kota batu.
2. Ada pengaruh
antara bahan kimia berbahaya disungai kota batu dengan ekosisitem di sekitar
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan dengan
persoalan yang diteliti (Sudjana, 1995). Dalam penelitian ini eksperimen yang
dilakukan adalah mengambil
sampel air untuk diteliti kandungan CODnya. Selanjutnya dilakukan identifikasi
pengaruh bahan kekurangan Oksigen terhadap ekosistem di sekitar sungai.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah
keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri (karasteristik) tertentu. Populasi
dalam penelitian ini adalah air yang ada di sungai batu.
Sampel
penelitian menurut Arikunto (2002) adalah sebagian atau populasi yang diteliti.
Sampel dari penelitian ini adalah air sungai di kota batu yang telah digunakan untuk eksperimen.
Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling dimana
teknik pengambilan yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi sample. Lebih spesifiknya penelitian
ini menggunakan simple randome sampling dimana teknik ini adalah beberapa
turunan dari teknik probabilly sampling. Simple randome sampling ini adalah
teknik pengambilan sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan stratayang ada dalam populasi.
3.3 Tempat dan wadah
Penelitian akan
dilakukan langsung Sungai Lesti Rt.03 Rw.04 kampung Anyar Desa Ngaglik kota
Batu. Adapun penelitian tentang kandungan CODnya akan dilakukan di laboratirium kimia UMM.
3.4 Metode kerja
a.
Alat
Beberapa alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
· Erlenmeyer
150 ml
· Hot
plate
· Water
bath
· Neraca
analitik
· Pipet
volume 5 ml
· Pendingin
refluks
· Beaker
glass 250 ml
· Statif
dan klem
· Buret
b.
Bahan
Beberapa bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
·
Air sungai
·
K₂Cr₂O₇
0,25 N
·
H₂SO₄
(p)
·
Laritan Ferro Amonium Sulfat ( FAS ) 0,1
N
·
hgSO₄
·
Aquades
·
Indikator Ferroin
3.5 Cara kerja
1. Langsung
·
Uji fisik
Penggunaan panca indera untuk
mengidentifikasi adanya pencemaran, misalnya bau, rasa tidak enak, kekeruhan,
pertumbuhan tanaman
·
Uji COD
*
Mengambil 50 ml sampel engan pipet ukur,
kemudian memasukkannya dalam erlenmenyer.
*
Menmabahkan 50 ml KmnO₄
, 0,1 N K₂Cr₂O₇
dan memanaskan selama satu jam dalam pemanas air.
*
Mendinginkan larutan selama 10 menit ,
kemudian menambahkan larutan Kl 10% dan 10 ml H₂SO₄
6 N.
*
Setelah itu mentitrasi larutan tersebut
dengan tiosulfat 0,05 N sampai berwarna kuning, menambhakan 1-2 ml indikator
larutan kanji, sampai timbul warna biru , kemudian melanjutkan titrasi sampai
warna biru tersebut hilang.
*
Melakukan hal yang sama terhadap
penelitian BOD
2. Tidak Langsung
·
Keluhan penduduk dalam mengonsumsi air
dan adanya bioindikator dalam air Sampling
Dilakukan minimal di 2 lokasi,
yaitu di hulu di mana air diperkirakan belum tercemar dan di muara(hilir) di
mana air diperkirakan telah tercemar.Sampling di daerah muara diusahakan lebih
banyak daripada di hulu.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
pengamatan
Bedasarkan
penelitian yang kami lakukan, didapatkan dua hasil penelitian yaitu parameter
fisik dan parametr kimia.
1. Parameter
fisik
Penelitian melalui parameter fisik kami
mendapatkan beberapa hasil
1. Bau air
sungai Lesti tidak sedap, cenderung mengelurakan bau agak sedikit busuk seperti
sampah.
2. Wana air
sungai Lesti juga keruh , cenderung berwarna coklat dan meninggalkan endapan
lumpur.
3. Di
sepanjang aliran sungai Lesti bayak sekali sampah yang ikut terseret arus
sungai. Sampah itu meliputi sampah organik seperti kulit buah dan sayur dan
sampah anorganik meliputisampah plastik, kelng bekas, alat alat rumah tangga yang
sudah tidak terpakai. Tapi yang paling bnyaka adalah sampah plastik bungkus
sayur dan snack.
4.
Mengenai temperatur air sungai Lesti
memenuhi standart yaitu sekitar 36° C. Mengenai rasa tentunya rasanya tidak
enak untuk diminum karana bau dan endapan yang terdapat dalam air sungai
tersebut.
2. Parameter
kimia
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan
di laboratorium kimi UMM. Hasil yang kami dapatkan adalah:
COD
/BOD =
COD
=
BOD
=
= 6,4
Keterangan :
b= blanko
s= sampel
4.2
Pembahasan
Dari hasil
pengamatan di atas dan berdasarkan landasan teori yang telah dibahas. Kita
dapat mengidentifikasi bahwa air yang sehat tidaklah harus memenuhi ketiga
parameter nasional air yang layak dikonsumsi. Tapi cukup memenuhi beberapa
syarat saja hal ini dikarenakan kondisi geografis setiap tempat berbeda.
Sehingga kandungan dalam airnyapun berbeda pula.
Air di sungai
Lesti banyak mengandung endapan lumpur, baunya tidak sedap , warnanya pun keruh
dan agak kecoklatan. Hal ini sudah tentu tidak memenuhi standart air yang layak
dikonsumsi. Selain itu bila ditinjau dari parameter kimia kandungan BOD dan COD tidak memenuhi standart oksigen yang baik.
Karena semakin tinggi kadar COD dan BODdalam air maka semakin buruk kualitas
air tersebut. Kadar COD dan BOD yan baik sekitar 20
dan yang tidak baik
sekitar 200
. Sedangkan kadar COD dalam air di sungai Lesti adalah 96
itu artinya sedang dan masih dapat dikonsumsi. Dan kadar
BODnya 6,4
jadi secara BOD airini
memenuhi kriteria standart air bersih namun menurut hasil perhitungan COD air
ini sama sekali tidak sehat.
Dari hasil penelitian
Parameter fisik dan kimia maka air di sungai Lesti tidak layak untuk dikonsumsi
karena tidak banyak tidak memenuhi syarat sebagai air bersih.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan diatas
dapat ditarik satu kesimpulan bahwa air sungai lEsti tidak layak untuk
dikonsumsi oleh penduduk setempat. Air yangtercemar dapat mengganggu kesehatan
bagi manusia.
Air yang tercemar oleh
polutan aliran mengalami perubahan warna, bau, dan juga mengandung zat-zat yang
berbahaya dan tidak layak digunakan.
5.2
Saran
Disarankan untuk
seluruh masyarakat Indonesia agar tidak membuang samapah sembarangan terutama
di aliran sunngai. Memang benar sampah ketika kita buang di sungai akan hilang
dari pandangan mata. Tapi sesungguhkan hal itu menimbulkan masalah dan bencana
yang lebih berbahay . yaitu tercemarnya air sungai. Sehingga selaij merugikan
manusia juga merugikan dan membunuh organisme yang ada dalam ekosistem
perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Wikpedia terjemahan.2012.Chemical
Oxigen Demand. ( online )
LAMPIRAN
Nama anggota kelompok
1. Yuli Andriani 201110070311014
2. Siti Mustainah 201110070311010
3. Wahyuni A 201110070311014
4. Endriansyah 201110070311016
5. Nela Asiah 201110070311017
6. Tika Putri Agustina 201110070311026
7. Aditia Huda 201110070311028
8. Yayuk Robidah 201110070311029
9. Narita Rosilawati 201110070311030
10. Kurnia syaban pattimoa 201110070311035
Sexy And Montok Croot
BalasHapusAgen Poker Terpercaya
Berita Terkini, Berita Online, Berita Terpercaya